Muhasabah: Refleksi, Resolusi, Aksi

Dua pekan yang lalu, saya membuat sebuah tulisan berjudul Muhasabah, Perlukah? Dalam tulisan tersebut saya menyimpulkan bahwa kita perlu melakukan muhasabah.

Pertanyaan selanjutnya, apa saja yang perlu kita lakukan saat bermuhasabah? Dulu, pada saat awal mendengar kata muhasabah, saya hanya faham bahwa muhasabah itu mengingat-ngingat dosa dan kesalahan di masa lalu, sambil menangis tersedu-sedu. That's all. Sampai akhirnya saya menemukan 3 kata kunci dari muhasabah, yaitu: Refleksi, Resolusi, Aksi.

Refleksi

Refleksi yang dimaksud di sini buka pijat refleksi ya :) Refleksi bisa diartikan sebagai cermin yang dalam konteks muhasabah adalah cermin waktu. Kalau dengan cermin kaca kita bisa melihat benda di belakang kita, maka dengan cermin waktu kita bisa melihat apa saja yang sudah kita lakukan di waktu yang telah berlalu.

Kita lihat, kita ingat-ingat, kita catat, kita hitung, apa saja kebaikan yang sudah dilakukan, apa saja keburukan yang telah dilakukan.

Kita evaluasi target apa saja yang belum berhasil diraih, rencana apa saja yang bahkan belum dilakukan, bagian mana saja yang perlu perbaikan.

Kita koreksi perbuatan apa saja yang tidak bermanfaat bahkan menimbulkan mudharat. Kita renungkan apakah kita sudah berbuat yang terbaik kepada orang tua kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita, atasan atau bawahan kita, dan kepada siapa saja yang berinteraksi dengan kita.

Resolusi

Setelah melakukan refleksi, mengingat, mencatat, dan mengevaluasi apa saja yang sudah kita lakukan di masa lalu, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam muhasabah adalah membuat resolusi untuk masa yang akan kita lalui.

Resolusi berisi rencana dan target-target yang ingin kita raih. Lebih spesifik dan terukur tentu lebih baik daripada target yang umum dan general. "Ingin meningkatkan sedekah", misalnya, adalah target yang tidak spesifik dibandingkan dengan, "ingin sedekah rutin setiap hari minimal Rp 5.000 per hari".

Kita bisa membuat resolusi di berbagai aspek. Resolusi ibadah, resolusi kesehatan, resolusi keuangan, resolusi keluarga, resolusi pertemanan, resolusi pekerjaan, dan lain sebagainya.

Aksi

Sebuah resolusi yang berisi target-target yang ingin dicapai tidak ada artinya jika kita tidak segera melakukan aksi. Sebagus apa pun resolusi yang kita buat, seindah apa pun target yang ingin dicapai, tidak ada maknanya kalau kita tidak konsisten bekerja dan berusaha untuk meraihnya.

Sebaliknya, aksi yang kita kerjakan, perbuatan yang kita lakukan, menjadi kurang terarah jika kita tidak memiliki target yang smart (spesific, measurable, attainable, relevant, time-bound).

Dengan resolusi dan aksi, kita dapat mengukur berapa banyak perubahan yang kita lakukan dibandingkan dengan periode waktu sebelumnya. Kita tidak hanya merasa bahwa ibadah kita di tahun 1433H lebih baik daripada tahun 1432H. Kita tidak hanya mengklaim bahwa kita di tahun 2012 lebih rajin berolahraga dibandingkan tahun 2011.

Dengan resolusi dan aksi kita bisa mengukur sedekah kita naik 100% dibandingkan tahun sebelumnya. Keuangan kita lebih sehat 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan ukuran-ukuran lainnya.

Dalam masa-masa pergantian tahun seperti ini, ada baiknya kita berhenti sejenak. Luangkan waktu untuk melakukan muhasabah, melakukan refleksi dan evaluasi atas apa yang telah kita lakukan, membuat resolusi dan target yang ingin diraih di tahun mendatang, dan menguatkan niat dan komitmen untuk melakukan aksi meraih target yang telah ditetapkan.