Twitter Bikin Pinter, Atau Keblinger?

Di twitter, kita bisa mem-follow akun siapa saja. Akun milik teman, temannya teman, selebritas, artis, pengusaha, politikus, penulis buku, pembicara publik, penceramah, ustadz, dan seterusnya. Kita bisa mengikuti setiap kicauan si pemilik akun dengan membaca timeline akun twitternya.

Di twitter, kita juga bisa mem-follow atau mengikuti akun yang konsisten men-tweet tentang topik tertentu. Hampir semua bidang seolah-olah berlomba untuk dikicaukan. Dengan rajin mengikuti kicauan seputar topik tertentu, seolah-olah kita bisa menjadi orang yang paling update dengan informasi terbaru. Seolah-olah kita bisa menjadi orang pinter pada topik yang kita minati.

Apakah benar twitter bisa membuat kita jadi pinter atau tambah pinter?



Pembatasan sebuah tweet yang panjangnya hanya 140 karakter, ternyata bisa berdampak negatif lho. Paling tidak ada 2 potensi dampak negatif yaitu:

1) Menurunnya kemampuan berbahasa dengan benar.

Ketika seorang pemilik akun twitter ingin berkicau, maka dia berusaha untuk menyampaikan kicauannya dalam sebuah kalimat pendek. Bahkan ketika sebuah informasi yang ingin dibagikan membutuhkan kalimat majemuk yang panjang sekalipun, dengan terpaksa harus dilakukan pemangkasan kalimat di sana-sini.

Bagi si pembuat tweet, hal ini berpotensi menjadi hal biasa dalam menyusun kalimat. Bagi si pembaca tweet, hal ini berpotensi membuatnya menerima itulah penggunaan bahasa yang benar. Si pembuat tweet maupun si pembuat tweet berpotensi menurun kemampuannya untuk berbahasa dengan benar.

2) Menurunnya kemampuan mengolah informasi yang panjang dan berbobot.

Jika kita terlalu sering menyerap informasi yang banyak tetapi sangat singkat, lama-kelamaan kemampuan otak kita hanya mampu menyerap dan mengolah informasi singkat dan dangkal saja.

Ada potensi otak kita menjadi tumpul saat membaca informasi yang panjang dan mendalam, misalnya saat membaca artikel, jurnal, atau buku.

Jadi berhati-hatilah dalam menggunakan twitter. Terlalu sering mantengin timeline di twitter, alih-alih membuat kita pinter, malah sebaliknya, bisa membuat kita bodoh alias keblinger.