Nanti Kita TL

Adopsi twitter di tanah air luar biasa besar. Begitu banyak masyarakat di Indonesia yang aktif menggunakan twitter. Tak heran jika banyak TT (Trending Topics) diciptakan oleh "pengicau" dari Indonesia.

Memang teknologi twitter memudahkan orang untuk saling berkomunikasi, nyaris tanpa hirarki sama sekali.

Seorang rakyat biasa, misalnya, dengan sangat mudah bisa tahu pejabat atau pemimpin di daerahnya "ngapain aja", kalau pejabat tersebut mengupdate aktifitasnya melalui twitter.

Setiap warga juga bisa menyapa langsung pemimpinnya atau pejabat di wilahnya hanya dengan cara "mention" si pejabat tersebut. Si pejabat juga bisa langsung tahu siapa yang menyapa itu melalui profil dan "time line" (TL) sang penyapa.



Seorang warga juga bisa langsung "mengeluhkan" apa pun yang terjadi di wilayahnya kepada pemimpin atau pejabat yang bersangkutan, juga dengan cara "mention" akun twitter milik pejabat yang bersangkutan.

Ada yang menarik dari respon seorang pejabat terhadap keluhan atau aduan warganya melalui twitter. Ada pejabat yang sering menjawab keluhan dengan kalimat "Nanti Kita TL" diikuti tweet aduan warganya.

Karena jawaban itu dilakukan di twitter, dan istilah TL di twitter adalah time line (yaitu daftar tweet secara berurut berdasarkan waktu), bisa jadi orang lain yang membaca tweet tersebut menganggapnya pejabat tersebut hanya membuat time line (TL), alias tidak ada tindakan apa pun menanggapi keluhan warganya.

Padahal, TL yang dimaksud si pejabat bisa jadi merupakan singkatan dari Tindak Lanjut. Maksudnya, dengan tweet "Nanti Kita TL", si pejabat berjanji akan menindaklanjuti aduan warga tersebut. Entah meneruskan aduan tersebut ke pihak yang lebih berwenang, atau mendiskusikannya dengan tim yang bersesuaian, atau tindakan lainnya sebagai lanjutan setelah menerima aduan si warga.

Yang disayangkan, jarang (atau mungkin tidak ada) pejabat yang kemudian membuat tweet baru yang menginformasikan hasil tindak lanjut aduan si warga, misalnya "sudah diteruskan ke dinas X", "sedang dibahas tim Y", "akan diperbaiki bulan depan", dst.

Ketiadaan tweet hasil tindak lanjut ni membuat warga atau orang lain yang melihat tweet "Nanti Kita TL" berkesimpulan bahwa pejabat tersebut hanya membuat Time Line, bukan Tindak Lanjut.