![]() |
Ilustrasi Garis yang Sebenarnya dan yang Terlihat |
Gambar
di samping adalah ilustrasi dari 2 buah garis. Garis yang pertama adalah garis yang sebenarnya yaitu sebuah garis lurus dari kiri ke kanan.
Garis yang kedua adalah
garis yang terlihat oleh mata saya. Di bagian sebelah kiri, garis terlihat
jelas sebagai sebuah garis lurus. Pas di bagian tengah, garis tidak tampak
jelas tetapi tampak blur (kabur). Semakin ke bagian kanan, garis semakin terlihat
menjadi 2 buah.
Pada suatu hari Kamis sore sekitar pukul 17 WIB, kepala saya
tiba-tiba pusing. Tidak lama, malamnya, besoknya dan seterusnya sudah tidak pusing lagi.
Pada hari Jumat, penglihatan saya menggunakan 2 buah mata
menjadi tidak jelas. Penglihatan menggunakan sebuah mata, baik mata kiri maupun
kanan cukup jelas. Supaya penglihatan jelas, maka saya harus melihat dengan sebelah mata (menutup sebelah mata yang satu lagi).
Pada
hari Senin, saya ke dokter spesialis mata. Saya menduga mata saya silindris dan
solusinya adalah menggunakan kaca mata silinder, selesai. Hasil periksa dokter
mata ternyata berbicara lain. Setelah diperiksa, kata dokter, kedua mata saya normal,
tetapi ada gangguan pada syaraf atau otot penggerak mata kanan. Gambar di bawah
ini bisa membantu menjelaskan.
![]() |
Posisi mata saat melihat ke depan, ke kiri, dan ke kanan |
Pada saat melihat ke depan, posisi mata saya terlihat normal
(kedua bola mata berada di tengah).
Pada saat melihat ke sebelah kiri, posisi kedua mata juga
normal (kedua belah mata berada di ujung kiri).
Tetapi, pada saat melihat ke sebalah kanan, posisi mata kiri
nomal (bola mata berada di ujung kiri), sedangkan posisi mata kanan kurang
normal (bola mata tidak sampai di ujung kanan mata).
Dokter spesialis mata menyatakan mata saya normal, tetapi
syaraf atau otot penggerak mata kanan ke arah luar (menjauhi hidung) mengalami
gangguan. Saya pun disarankan ke dokter spesialis syaraf.
Pada hari Selasa, saya pergi ke dokter spesialis syaraf.
Saya utarakan hasil pemeriksaan dokter spesialis mata pada hari sebelumnya. Setelah
diperiksa dokter syaraf, diagnosa awalnya adalah saya diduga mengalami SOL,
semacam gangguan di syaraf atau otak (saya belum sempat mencari informasi
lengkapnya). Saya juga diduga mengalami infeksi tuberkuloma. Saya juga perlu
dipastikan apakah gula darahnya tinggi. Untuk membantu diagnosa dan dugaan
tersebut maka saya pun diminta menjalani 3 pemeriksaan, yaitu MRI kepala,
cek paru-paru (rontgen / thorax) dan cek darah.
Pada hari Rabu, karena di Bogor tidak ada, saya pergi ke RSCM untuk daftar MRI
(Magnetic Resonance Imaging). Alhamdulillah di RSCM bisa daftar MRI, tetapi mendapat
jadwal hari Rabu minggu depannya. Saya merasa kelamaan karena ingin cepat
memperoleh diagnosa yang final. Saya kemudian pergi ke RSPAD Gatot Soebroto dan
mendaftar MRI di sana. Alhamdulillah mendapat jadwal cek MRI pada hari Jumat di minggu yang sama.
Pada hari Kamis, saya menjalani cek darah dan torax di
Bogor. Alhamdulillah hasil cek darah menyatakan gula darah saya normal. Hanya
kolesterol yang berlebih dan juga LED (Laju Endapan Darah) yang tinggi. Hasil
cek paru-paru juga alhamdulillah normal, tidak ada tuberkulosa atau kelainan
lainnya.
Pada hari Jumat, saya menjalani cek MRI kepala di RSPAD.
Kata petugasnya, hasil MRI baru bisa diperoleh besoknya, yaitu hari Sabtu. Saya
merasa agak repot juga kalau harus kembali ke Bogor dan besoknya kembali lagi ke
RSPAD di Jakarta hanya untuk mengambil hasil MRI. Karena yang saya fahami MRI
adalah proses scan dengan metode magnetik, kemudian diolah komputer dan
dicetak, maka saya menduga seharusnya hasil cek MRI bisa dicetak pada hari itu juga.
Setelah merayu petugasnya, akhirnya saya bisa membawa pulang hasil MRI pada hari Jumat malam. Hasil MRI pun cukup bagus, bahwa dugaan SOL itu negarif.
Alhamdulillah :)
Pada hari Sabtu, saya kembali ke dokter spesialis syaraf
dengan membawa hasil cek darah, paru-paru, dan juga MRI. Ternyata dugaan awal
dokter bahwa saya mengalami SOL, infeksi tuberkuloma, atau gula darah tinggi, negatif
semuanya. Akhirnya dokter syaraf mendiagnosa saya mengalami infeksi di bagian
syaraf dan diminta melanjutkan meminum obat radang, suplemen vitamin otak, dan obat lainnya yang diresepkan.
Saya juga diminta bersabar dan setelah obat habis diminta kembali ke dokter spesialis syaraf untuk konsultasi perkembangannya.
Sekarang saya sudah seminggu mengalami gangguan penglihatan
ini dan sesuai dengan saran dokter spesialis syaraf, saya berusaha untuk tetap sabar
menjalaninya dan meminum obat yang disarankan. Tetapi rasa ingin tahu saya yang
tinggi, dan tentu saja rasa ingin
cepat sembuh yang jauh lebih tinggi, membuat saya tetap penasaran kira-kira ada
atau tidak solusi yang to the point untuk mengobati otot atau syaraf penggerak
mata kanan bagian luar (outward) ini.
Kalau Anda punya pengalaman pribadi, atau pengalaman anggota
keluarga, atau pengalaman saudara, atau pengalaman teman, atau pengalaman siapa
pun yang serupa dengan saya, saya sangat mengharapkan informasi, saran dan
masukan untuk membantu proses penyembuhan.
belum pernah ngalamin nih gan, tapi,... cepet sembuh ya gan