Tobat Profesi

Saya sudah berulangkali mendengar kata tobat atau taubat, yaitu berhenti melakukan kesalahan dan memulai tindakan yang benar.

Tetapi saya baru mendengar istilah tobat profesi ketika saya sedang makan malam bersama Pak Jamil Azzaini di salah satu restoran masakan India di kawasan Bugis, Singapura, Ahad 25 Maret 2012.

Menurut Pak Jamil, banyak orang yang melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak sesuai dengan potensi dirinya. Akibatnya, dia hanya menjadi orang yang biasa saja, prestasinya biasa saja.

Misalnya, orang "feeling" kurang tepat melakukan pekerjaan yang sehari-harinya lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer. Dia seharusnya melakukan pekerjaan yang lebih banyak berhubungan dengan orang.

Bisa saja dia tetap melakukan pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa masalah berarti dalam menjalaninya. Tetapi prestasi yang diraihnya akan biasa-biasa saja.

Jadi sebaiknya kenali diri Anda, apakah Anda tipe orang Thinking, Sensing, Intuiting, Feeling, atau Insting. Setelah itu, pilihlah profesi yang paling sesuai dengan personality Anda tersebut, supaya Anda bisa meraih prestasi terbaik.

Tapi, bagaimana kalau selama ini Anda sudah menjalani suatu profesi lebih dari 10 tahun, misalnya? Apakah iya Anda harus meninggalkan profesi lama dan menggantinya dengan profesi baru?

Menurut Pak Jamil, sebaiknya iya. Itulah yang namanya tobat profesi. Anda tinggalkan profesi yang lama dan ganti dengan profesi yang baru.

Lho, sia-sia dong keahlian dari profesi yang lama? Tidak ada yang sia-sia. Anda bisa menggunakan pengetahuan dan pengalaman pada profesi yang lama sebagai salah satu bekal menjalani profesi yang baru.

Tobat profesi mungkin tidak mudah. Tetapi jika Anda yakin dan terus berusaha, kelak Anda akan meraih prestasi terbaik Anda.

Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat.