Ketika mendengar nama panggilan Mas Mova kemungkinan besarnya orang menduga Mas Mova berasal dari daerah Jawa, atau berasal dari keturunan Jawa. Padahal Mas Mova berasal dari daerah berbahasa Sunda, ayah bundanya juga keturunan Sunda. Kakek neneknya sampai uyut-uyutnya juga keturunan Sunda. Lantas kenapa dipanggil Mas Mova, bukan Kang Mova atau Aa Mova?
Anak saya yang pertama adalah laki-laki. Karena sejak awal meniatkan memiliki adik, maka dipanggil Aa.
Anak saya yang kedua juga laki-laki. Dan juga karena sejak awal meniatkan memiliki adik, maka dicarilah panggilan untuk laki-laki yang punya adik. Karena Aa sudah digunakan sebagai panggilan untuk anak pertama, maka anak kedua dipanggil Abang.
Anak saya yang ketiga adalah perempuan. Lagi-lagi karena dari awal meniatkan memiliki adik maka tidak dipanggil Dede atau Adik. Dan karena panggilan Teteh sudah disematkan ke kakak sepupunya, maka dipilihlah panggilan Kakak.
Anak saya yang keempat adalah laki-laki dan bernama Mova. Karena tidak meniatkan memiliki adik maka dipanggillah Dede Mova.
Selang beberapa waktu kemudian, adik saya memiliki anak yang bernama Naya. Karena Naya yang merupakan adik sepupu Mova tidak mungkin memanggil Mova dengan panggilan Dede, maka dicarilah panggilan lain untuk Mova yang memungkinkan dipanggil oleh seorang adik (adik sepupu).
Karena Aa sudah dipakai, Abang sudah dipakai, Kakak sudah dipakai, maka pilihannya semakin terbatas. Kandidat terkuat adalah Brother (Bro) dan Mas.
Akhirnya pilihan jatuh kepada Mas, dan sejak saat itu Mova dipanggil Mas Mova, walaupun ayah dan bundanya orang Sunda, dan Mas Mova yang sekarang baru berusia 1,5 tahun ini tinggal di Bogor, daerah dengan bahasa pengantar Basa Sunda.
Beruntunglah menjadi orang Indonesia, karena terdiri dari berbagai suku dengan berbagai bahasa daerah. Kekayaan berbagai bahasa di negara Indonesia menambah pilihan bagi warganya untuk menggunakan berbagai kata dari beragam bahasa yang ada.
Posting Komentar