Kembali ke Stasiun Fitrah

"Kullu mauludin yuuladu ‘alal fithrah…" (HR Bukhari)

Setiap bayi, termasuk diri kita dulu, dilahirkan dalam keadaan fithrah, kesucian dan keaslian manusia, yaitu bertauhid kepada Allah Ta’ala, dan bersih dari segala dosa.

Seiring bertambahnya usia, karena kita bukan seorang nabi yang maksum (yang dilindungi dari berbuat dosa), maka dalam menjalani hidup di dunia ini, kita tak luput dari berbuat dosa. Bahkan mungkin ketika kita tahu bahwa suatu perbuatan itu dosa, kita masih tetap melakukannya. Kita seperti berselingkuh dengan dosa.

Sungguh beruntung kita, karena Allah adalah Maha Pengampun, maka kita berkesempatan untuk membersihkan diri kita dari dosa.

Ada beberapa 'stasiun' dalam hidup kita di mana kita bisa kembali kepada keadaan fitrah, keadaan ketika terhapus dari dosa.

“Antara sholat fardhu ke sholat fardhu yang lain, antara Jumat ke Jumat yang lain dan antara Ramadhan ke Ramadhan yang lain merupakan penghapus dosa-dosa apabila ditinggalkan dosa-dosa besar.” (HR Muslim)

Stasiun pertama: Sholat Fardhu
Setiap hari, kita bisa berhenti di lima stasiun fitrah, yaitu sholat fardhu. Berapa lama kita berhenti di stasiun ini? Tergantung seberapa lama kita melaksanakan shalat fardhu.

Stasiun kedua: Hari Jumat
Seminggu sekali, kita juga bisa berhenti di stasiun fitrah, yaitu hari Jumat. Di stasiun ini kita bisa berada selama 24 jam. Alangkah ruginya kita jika melewatkan jam-jam di stasiun ini dengan sia-sia.

Stasiun ketiga: Bulan Ramadhan
Setahun sekali, kita juga bisa berhenti di stasiun fitrah, yaitu bulan Ramadhan. Inilah stasiun fitrah yang paling besar. Kita bisa berada di stasiun ini selama 1 bulan! Sungguh sangat sangat rugi jika kita menyia-nyiakan keberadaan kita di stasiun ini.

Mari kita manfaatkan saat-saat kita berada di stasiun fitrah, termasuk di Bulan Ramadhan ini, untuk memperbaiki diri, membersihkan jiwa, meninggalkan perbuatan dosa, dan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Mudah-mudahan kita bisa kembali kepada keaadaan fitrah.