Revolusi Pisang

Kebutuhan dasar manusia adalah sandang, pangan dan papan (tempat tinggal). Dan ternyata negara Indonesia masih mengandalkan import untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, terutama sandang dan pangan.

Kapas sebagai bahan dasar pakaian, 95% masih diimport, atau hanya 5% saja yang diproduksi dalam negeri. Untuk mengejar produksi kapas, tidak mudah bersaing dengan import dari luar negeri.

Gandum sebagai bahan dasar tepung terigu juga adalah produk import. Untuk memproduksi gandum juga tidak mudah karena gandum kurang cocok tumbuh di wilayah tropis.

Sementara itu pisang merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan dikembangkan di Indonesia. Di mana pun ditanam, hampir pasti pisang bisa tumbuh dengan baik.

Selama ini pemanfaatan pisang masih lebih banyak sebagai bahan makanan tambahan, seperti pisang goreng, pisang rebus, keripik pisang, kue pisang, es pisang hijau, kolak pisang, dll.

Sementara itu pohon atau batang atau gedebok pisang masih sangat jarang dimanfaatkan dan lebih sering dibuang dan dibiarkan membusuk.

Sebagai tanaman yang ada di surga seperti disebut dalam al-Quran (Surat al-Waqiah ayat 29), bisa jadi pisang merupakan tanaman yang manfaatnya sangat banyak. Dan sebagai negara di mana pisang mudah tumbuh, bisa jadi ini adalah anugerah bagi rakyat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Alhamdulillah sudah ada pihak yang mencoba mengembangkan pisang sebagai bahan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Buah pisang bisa diolah menjadi tepung sebagai alternatif pengganti tepung terigu yang berbahan dasar gandum.

Gedebog pisang bisa diolah menjadi serat kasar yang bisa digunakan sebagai bahan komposit (sejenis fiber) untuk kebutuhan bahan bangunan.

Gedebog pisang juga bisa diolah menjadi serat halus dan kemudian dipintal menjadi benang. Benang yang dihasilkan bisa mendekati kualitas sutera.

Karena menanam pisang itu mudah dan pemanfaatan buah dan gedebog pisang masih belum maksimal, maka kita bisa bersama-sama melakukan dan mengkampanyekan gerakan menanam dan memanfaatkan pisang.

Mungkin bisa dimulai dari lahan-lahan kosong yang kita miliki atau lahan-lahan kosong yang dimiliki saudara, tetangga atau teman-teman kita.

Dengan alat pemintal benang yang sederhana dan ramah lingkungan, ibu-ibu atau siap saja bisa memanfaatkan waktu luangnya di rumah untuk memintal benang dari serat pisang.

Kalau gerakan ini bisa dilakukan secara masif maka akan mengurangi ketergantungan import bahan dasar pakaian dan juga menciptakan banyak lapangan kerja berupa industri rumah tangga.

Kalau dulu Gandhi mengkampanyekan gerakan memintal benang sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah Inggris, maka kita bisa melakukan gerakan revolusi pisang sebagai langkah menuju kemandirian dan perang melawan kemiskinan.


- Posted using BlogPress from my iPhone

One Response so far.

  1. na' says:

    yup yup yup, saya setuju ^^. apalagi keluarga saya suka buah pisang, dan saya suka benang ^^. kira2, alat pemintal benang sederhana itu seperti apa ya bentuknya bu? apa perlu keahlian khusus untuk mengoperasikannya?